Selasa, 17 Agustus 2010

Routing Information Protocol

1. Pendahuluan

RIP kepanjangan dari Routing Information protocol. Pada setiap sistem unix secara default sudah mendukung penggunaan RIP. Aplikasi RIP pada unix bernama routed ( routing daemon ). 2. Cara Kerja

RIP bekerja dengan nilai metrik. Setiap router yang menjalankan RIP membuat permintaan untuk update routing dari router atau host lainnya yang berada satu network dengannya. Router yang mendengar adanya permintaan tadi akan memberikan tabel routingnya kepada yang meminta. Update tabel routing tadi memuat informasi alamat tujuan beserta metriknya. Sebagai contoh, untuk melihat tabel routing pada unix , tinggal ketik perintah :

[radar] # netstat -nr

Routing tables

Internet:
Destination Gateway Flags Refs Use Netif Expire

default 167.205.48.33 UGSc 1 734 ed0

127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 734 lo0

167.205.48.32/27 link#1 UC 0 0 ed0

167.205.48.33 0:80:ad:b7:9c:87 UHLW 2 2 ed0

167.205.48.57 0:80:48:af:d5:e3 UHLW 1 10052 lo0



Routed secara periodik meminta request update routing. Hasil respon tadi, sebelum dimasukkan ke dalam kernel table routing ( KRT ) diperiksa terlebih dahulu. Apabila ada routing untuk ke alamat yang baru , yang belum ada sebelumnya, maka routing tadi dimasukkan ke dalam KRT. Apabila ternyata tidak ada yang baru, maka update tadi tidak dimasukkan. Lain halnya jika alamat yang sudah ada berubah metriknya menjadi lebih kecil. Mengecilnya metrik membuat jalur rute yang lebih pendek dan oleh karena itu diputuskan untuk dimasukkan ke dalam KRT.

Router 1 memerlukan 1 hop untuk mencapat router 2 dalam artian router 1 dapat menjangkau router 2 secara lansung karena berada pada satu network yang sama. Hal ini juga berlaku untuk router 2 dan 3.

Sedangkan untuk menuju router 3, router 1 memerlukan 2 hop. Pertama melewati router 2 lalu sampai di tujuan, router 3. Demikian seterusnya. Jumlah hop ini dapat dianalogikan dengan metrik.

Selain mengupdate KRT dengan routing yang baru, routed juga menghapus tabel routing. Tabel yang dihapus karena dua sebab, yaitu :

* mempunyai metrik lebih dari 15. metrik yang berharga 16 dianggap infinity, tidak dapat dijangkau.

* Tidak mendapatkan update yang semestinya dikirimkan secara periodik. Secara deafult routed meminta update routing setaip 30 detik. Apabila waktu tersebut terlampaui, maka alamat yang tadinya ada, namun tidak terupdate, akan dihapus dari KRT. Seperti pada contoh di atas, apabila router 1 tidak memberikan respon kepada router 2, maka router 2 akan menghapus subnet 10 dari alamt tujuan di KRT. Subnet 10 dianggap tidak dapat dijangkau.



3. Implementasi routed

Untuk menjalankan routed sederhana saja, tinggal ketik :

# routed

Option yang ada pada routed, seperti :

-s

memaksa routed untuk memberikan informasi routing. Routed secara otomatis menjalankan option ini sewaktu ditemukan adanya 2 network interface atau lebih. Dengan demikian, host ini menjadi router dengan di enable nya fungsi forwarding pada kernel.

-q

Dengan option ini, host tidak memberikan informasi routing, melainkan hanya menerima update saja. Host yang demikian bukanlah sebuah router.



4. Kelemahan RIP

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

4.1 Terbatasnya diameter network

Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.

4.2 Konvergensi yang lambat

Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari tabel routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai tabel routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop ( yang melalui router 2 ). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ).Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.



4.3 Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24

RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bisa diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.

0 komentar:

Posting Komentar

your coment

mau......????