Rabu, 18 Agustus 2010

Tips Memilih Wireless Access Point

Fungsi utama dari wireless access point adalah untuk mengembangkan jaringan local kabel anda secara wireless. Berdasarkan penggunaannya ada dua jenis wireless access point, yaitu untuk pemakaian Indoor dan Outdoor. Bagaimana anda memilih wireless access point yang bagus dan kapan menggunakan nya?

Pada dasarnya sebuah Access Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan antenna untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote. Dengan access points (AP) clients wireless bisa dengan cepat dan mudah untuk terhubung kepada jaringan LAN kabel secara wireless. Wireless Outdoor Access Point

Pada umumnya, wireless access point dirancang untuk kebutuhan dalam gedung (Indoor) seperti dirumahan atau didalam kantoran dimana lingkungannya tidaklah kasar. Akan tetapi wireless access point yang di operasikan pada lingkungan yang kasar atau outdoor haruslah mempunyai design yang khusus. Untuk kebutuhan outdoor sebuah wireless access point haruslah dikemas dalam suatu rumah yang kokoh dan terbuat dari komponen yang berstandard industry yang kokoh agar perangkat AP tersebut tahan beroperasi dibawah range temperature yang extreme misal berkisar antara ~30~70 derajat Celcius dan juga dilengkapi dengan penangkal petir, tahan cuaca, anti bocor, dan juga tahan terhadap serangan karat dan korosi.

Kapan Kita Butuh Wireless Access Point

Pada dasarnya untuk kebutuhan dirumahan, anda memerlukan wireless access point jika anda ingin membuat jaringan wireless untuk berbagi sambungan internet broadband misal dari Speedy ke beberapa komputer didalam rumah. Anda bisa menghubungkan wireless access point anda kepada modem router (dari ISP) anda untuk membuat jaringan wireless. Akan tetapi anda perlu memperhatikan dan memastikan kalau modem anda yang sekarang ini mempunyai fitur NAT firewall. Jika anda mendapati bahwa modem broadband anda murni sebuah modem yang tidak mempunyai fitur firewall (NAT) maka yang anda butuhkan adalah sebuah wireless router. Kalau tidak maka anda hanya bisa mendapatkan satu sambungan komputer saja yang bisa akses internet dalam satu waktu. Lihat artikel perbedaan utama antara wireless access point dan wireless router disini.

Dalam jaringan komputer bisnis anda di kantor jika anda memerlukan untuk memberikan access internet atau jaringan kepada suatu lokasi atau area yang untuk menarik kabel jaringan adalah tidak mungkin (bisa karena sudah dan tidak ekonomis) maka anda memerlukan wireless access point untuk memberikan akses wireless kepada jaringan anda. Atau anda ingin memberikan akses wireless kepada komputer mobile (laptop / notebook) anda atau para tamu yang membawa laptop yang ingin mendapatkan akses internet, maka membuat suatu jaringan wireless hotspots dengan pemisahan security policy adalah suatu kenbutuhan yang perlu dipenuhi. Wireless access point indoor bisa anda gunakan untuk itu.

Dan juga pada lingkungan pabrik, atau warehouse, atau plant yang berada di lingkungan kasar, maka anda memrlukan wireless access point outdoor yang handal untuk memberikan akses jaringan secara wireless. Untuk menghubungkan antar gedung atau antar lokasi pabrik yang untuk menarik kabel adalah tidak mungkin atau tidak ekonomis, maka anda memerlukan wireless access point bridge yang handal.

Wireless Access Point Yang Mana Yang Terbaik

Teknology telah membuat hidup lebih mudah dalam beraktifitas. Produsen electronic mengembangkan varian produk baru yang dikenalkan dengan fitur lebih bagus dan canggih dengan performa yang lebih bagus juga. Memilih wireless access point yang terbaik adalah menjadi sebuah target yang bergerak karena selalu ada perangkat baru yang lebih bagus dengan fitur dan technology yang canggih. Untuk itu saat ini perlu diperhatikan spec dari pabrik apa yang bisa mereka tawarkan agar bisa memenuhi kebutuhan anda dengan baik. Berikut adalah fitur kebutuhan minimum atau yang dianjurkan ada dalam sebuah wireless access point:

Multifunction Modes

Sebuah wireless access point yang bagus adalah yang bisa bekerja atau dioperasikan dalam berbagai modus operasi: sebagai Access Point, Repeater, Bridge, dan Wireless Client. Sebagai wireless access point (WAP), perangkat ini bisa memungkinkan jaringan kabel LAN dikembangkan menjadi jaringan wireless dengan jalan menghubungkan perangkat AP ini kepada sebuah salah satu port Ethernet jaringan LAN anda misal ke sebuah Switch atau ke sebuah modem router langsung.

Gambar berikut adalah contoh diagram beberapa modus operasi AP




Diagram wireless access point, wireless router dan wireless clients

Sebagai perangkat wireless bridge atau wireless client, memungkinkan perangkat dengan port Ethernet terhubung kepada jaringan wireless anda. Dengan wireless bridge anda bisa menghubungkan satu jaringan LAN kepada jaringan LAN lainnya lewat sambungan wireless antar gedung misalnya. Atau beberapa perangkat jaringan misal komputer desktop, printer, notebook, yang terhubung kepada sebuah Switch dan terhubung kepada wireless bridge untuk konek kepada jaringan wireless anda.

Sementara pada wireless repeater, anda bisa menambahkan beberapa AP untuk mengembangkan jaringan wireless anda tanpa harus konek kepada kabel backbone jaringan anda.

WDS Support

Wireless access point terbaik haruslah mendukung fitur Wireless Distribution System (WDS). Dengan WDS sebuah jaringan wireless bisa dikembangkan dengan menggunakan beberapa wireless AP tanpa harus menggunakan backbone kabel jaringan dan client bisa roaming antar wireless AP. Dengan fitur WDS ini anda bisa mengembangkan jaringan wireless yang besar dengan saling link antar wireless AP dengan WDS Link tanpa harus terkoneksi dengan backbone kabel seperti halnya jaringan AP tradisional. Umumnya fitur WDS ini sangat cocok dipakai pada lingkungan jaringan wireless yang sangat luas dan lebar misal di pabrik, di kampus dan sebagainya.

Wireless N

Wireless access point terbaik tentunya harus di usung dengan technology wireless terkini yaitu wireless standards 802.11n versi final. Kita tahu bahwa versi draft 802.11n sudah di approve oleh IEEE Sep 2009 lalu menjadi standard wireless 802.11n resmi dengan beberapa opsi tambahan saja dari versi draft nya. Dikombinasikan dengan technology antenna cerdas MIMO, maka standard wireless 802.11n ini memberikan speed sampai idealnya 300 Mbps bahkan lebih dan juga jangkauan yang lebih luas.

Jika jaringan wireless anda banyak menggunakan streaming video, gaming, atau voice, ada baiknya menggunakan wireless N yang versi dual-band (2.4 dan 5 GHz).

Advanced Security Features

Best wireless access point haruslah mendukung fitur security yang handal termasuk mendukung fitur keamanan wireless terkini yaitu standard industry Wireless Protected Access (WPA/WPA2), MAC address filter, SSID broadcast control. Untuk pemakaian di lingkungan jarngan corporasi kebutuhan akan fitur security advance juga perlu (EAP-MD5, EAP-TLS, EAP-TTLS, and PEAP), dan juga bila perlu yang support akan RADIUS authentication jika jaringan corporasi anda mempunyai central RADIUS server.

Dan juga untuk memudahkan instalasi koneksi client kepada jaringan diperlukan juga fitur yang mendukung Wireless Protected Setup (WPS) yang biasanya hanya menekan tobol push button untuk memudahkan koneksi.

Konfigurasi Wireless Access Point

Ada dua buah perangkat wireless, satu buah jenis wireless Access Point (AP) dan sebuah lagi Wireless Cable/DSL Router. Kedua perangkat ini sudah lama tidak difungsikan secara optimal, langsung saja timbul rasa penasaran untuk melakukan konfigurasi AP. Model dan merk perangkat wireless tidak disebutkan, karena tidak dapat fee dari vendor dan memungkinkan exploitasi menjadi lebih mudah oleh pengakses ilegal yang ada di area sekitar kantor he.. he..

Konfigurasi pertama dilakukan terhadap AP, ada passwordnya, password default telah berganti, tidak perlu bertanya ke konfigurator sebelumnya, cari cara untuk melakukan reset ke default factory setting di google.com, dapat beberapa informasi dari forum/milis, setelah dicoba akhirnya konfigurasi AP kembali ke setting awal.

Interface untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan alamat IP perangkat AP melalui browser, beberapa konfigurasi dilakukan, diantaranya dengan:

1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access (WPA)
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. dsb

Beberapa konfigurasi yang dibuat tidak bekerja dengan baik, misalnya meski DHCP server telah diatur, AP tidak memberikan IP sesuai dengan alokasi yang ditentukan.

Upgade Firmware

Biasanya perangkat yang mempunyai firmware semacam AP akan menyediakan upgrade firmware untuk melakukan perbaikan, bahkan dengan upgrade firmware akan ada fungsi tambahan atau baru. Langsung saja cari firmware terbaru untuk AP di website vendor. Ternyata sudah ada beberapa release terhadap firmware lama yang ada di AP, download firmware versi terakhir. Firmware yang di download berbentuk file executable, jalankan file tersebut akan melakukan decompress dan menghasilkan file README dan firmware update.

Proses upgrade dapat dilakukan secara mudah, yaitu langsung dilakukan melalui browser, masukkan file firmware update, kemudian klik sumbit, dalam waktu kurang dari satu menit proses upgrade selesai dan firmware baru langsung terpasang. Reset ke default factory setting dilakukan sesuai rekomendasi Vendor yang ada di file README.

Upgrade firmware memberikan hasil yang sangat memuaskan, yaitu DHCP server dapat berfungsi dengan baik dan tersedianya fasilitas tambahan/baru yaitu perangkat wireless sekarang fungsinya menjadi tiga jenis:

1. Access Point (fungsi default)
2. Client Bridge Mode
3. Repeater Mode

AP dan Komputer Server
Saat ini AP telah berfungsi dengan baik dan benar, selanjutnya ada keinginan untuk menyiapkan sebuah komputer untuk dijadikan sebuah server yang akan menyediakan fungsi untuk:

1. Pengelolaan user
2. Pengelolaan akses
3. Proxy dan Firewall
4. Pengelolaan authentifikasi
5. Mencatat log/history akses
6. Menyediakan fitur billing

Read More..

Selasa, 17 Agustus 2010

Perangkat Jaringan WAN

Infrastruktur WAN (Wide Area Network)

Seperti LAN (Local Area Network), Terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan aliran informasi data dalam sebuah WAN. Penggabungan perangkat tersebut akan menciptakan infrastruktur WAN. Perangkat-perangkat tersebut adalah : * Router
* ATM Switch
* Modem and CSU/DSU
* Communication Server
* Multiplexer
* X.25/Frame Relay Switches

Router

router.gifRouter adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.

Switch ATM

atmswitch.gifSwitch ATM menyediakan transfer data berkecepatan tinggi antara LAN dan WAN.

Modem (modulator / demodulator)

modem.gifModem mengkonversi sinyal digital dan analog. Pada pengirim, modem mengkonversi sinyal digital ke dalam bentuk yang sesuai dengan teknologi transmisi untuk dilewatkan melalui fasilitas komunikas analog atau jaringan telepon (public telephone line). Di sisi penerima, modem mengkonversi sinyal ke format digital kembali.

CSU/DSU (Channel Service Unit / Data Service Unit)

CSU/DSU sama seperti modem, hanya saja CSU/DSU mengirim data dalam format digital melalui jaringan telephone digital. CSU/DSU biasanya berupa kotak fisik yang merupakan dua unit yang terpisah : CSU atau DSU.

Multiplexer

infotypes.gifSebuah Multiplexer mentransmisikan gabungan beberapa sinyal melalui sebuah sirkit (circuit). Multiplexer dapat mentransfer beberapa data secara simultan (terus-menerus), seperti video, sound, text, dan lain-lain.

Communication Server

Communication Server adalah server khusus “dial in/out” bagi pengguna untuk dapat melakukan dial dari lokasi remote sehingga dapat terhubung ke LAN.

Switch X.25 / Frame Relay

Switch X.25 dan Frame Relay menghubungkan data lokal/private melalui jaringan data, mengunakan sinyal digital. Unit ini sama dengan switch ATM, tetapi kecepatan transfer datanya lebih rendah dibanding dengan ATM.
Read More..

Tips Maintenance Kabel Jaringan

Berikut ini adalah ulasan singkat tentang standar umum penggunaan kabel jaringan agar berfungsi optimal dan sistem yang Anda bangun bisa berjalan seperti yang diharapkan. Ada beberapa hal mendasar yang perlu dicermati saat melakukan instalasi kabel UTP. Daftar ini tidak disusun dalam urutan tertentu dan tidak disusun berdasarkan urutan pentingnya. Sebelum memulai instalasi kabel UTP, identifikasikan dulu standar kabel yang diperlukan. Pilih salah satu tipe ,T-568A atau T-568B. Kedua tipe kabel ini memiliki karakteristik yang hampir sama namun berbeda susunan pin dan penggunaannya.



* Jika Anda bermaksud menambahkan koneksi pada jaringan yang sudah ada, pertama kali identifikasi standar apa yang telah digunakan dan ikuti standar tersebut.
* Selalu bekerja dengan cermat dengan mengikuti standar kerja dan keselamatan.
* Jangan campur tipe kabel T-568A dan T-568B dalam proyek atau jaringan yang sama.
* Jangan menekuk, menghimpit atau menggulung kabel UTP dengan paksa.
* Ikuti aturan spesifikasi radius minimal penggulungan kabel dari produsen.
* Selalu rawat kabel dan konektor dengan baik.
* Selalu gunakan perangkat yang tepat dan berkualitas saat melakukan krimping kabel kabel UTP.
* Selalu jaga pasangan kawat tetap terpelintir dengan baik sedekat mungkin dengan ujung blok, jack atau konektor.
* Jangan gunakan kabel, blok, atau konektor dengan kualitas yang lebih rendah dari kualitas yang disyaratkan untuk sistem.
* Jangan menempatkan kabel UTP dekat kabel power, lampu neon atau sumber gangguan listrik.
* Selalu gunakan topologi “star” atau “end-run” dengan mendesain masing-masing titik akhir terhubung kembali ke titik pusat, blok, switch, router, atau lainnya.
* Jangan pernah membuat “daisy-chain” dengan menghubungkan kabel UTP lebih dari satu titik akhir dalam satu kabel.
* Jangan menarik kabel UTP dengan menggunakan kekerasan. Lepas dengan tepat konektor/jack sebelum melepas kabel dari switch, blok atau slot konektor.
* Jangan tarik kabel UTP dengan paksa sehingga mengendurkan atau bahkan lepas dari konektor.

Semoga dengan tips singkat ini jaringan Anda tetap aman dan terjaga..
Read More..

Routing Information Protocol

1. Pendahuluan

RIP kepanjangan dari Routing Information protocol. Pada setiap sistem unix secara default sudah mendukung penggunaan RIP. Aplikasi RIP pada unix bernama routed ( routing daemon ). 2. Cara Kerja

RIP bekerja dengan nilai metrik. Setiap router yang menjalankan RIP membuat permintaan untuk update routing dari router atau host lainnya yang berada satu network dengannya. Router yang mendengar adanya permintaan tadi akan memberikan tabel routingnya kepada yang meminta. Update tabel routing tadi memuat informasi alamat tujuan beserta metriknya. Sebagai contoh, untuk melihat tabel routing pada unix , tinggal ketik perintah :

[radar] # netstat -nr

Routing tables

Internet:
Destination Gateway Flags Refs Use Netif Expire

default 167.205.48.33 UGSc 1 734 ed0

127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 734 lo0

167.205.48.32/27 link#1 UC 0 0 ed0

167.205.48.33 0:80:ad:b7:9c:87 UHLW 2 2 ed0

167.205.48.57 0:80:48:af:d5:e3 UHLW 1 10052 lo0



Routed secara periodik meminta request update routing. Hasil respon tadi, sebelum dimasukkan ke dalam kernel table routing ( KRT ) diperiksa terlebih dahulu. Apabila ada routing untuk ke alamat yang baru , yang belum ada sebelumnya, maka routing tadi dimasukkan ke dalam KRT. Apabila ternyata tidak ada yang baru, maka update tadi tidak dimasukkan. Lain halnya jika alamat yang sudah ada berubah metriknya menjadi lebih kecil. Mengecilnya metrik membuat jalur rute yang lebih pendek dan oleh karena itu diputuskan untuk dimasukkan ke dalam KRT.

Router 1 memerlukan 1 hop untuk mencapat router 2 dalam artian router 1 dapat menjangkau router 2 secara lansung karena berada pada satu network yang sama. Hal ini juga berlaku untuk router 2 dan 3.

Sedangkan untuk menuju router 3, router 1 memerlukan 2 hop. Pertama melewati router 2 lalu sampai di tujuan, router 3. Demikian seterusnya. Jumlah hop ini dapat dianalogikan dengan metrik.

Selain mengupdate KRT dengan routing yang baru, routed juga menghapus tabel routing. Tabel yang dihapus karena dua sebab, yaitu :

* mempunyai metrik lebih dari 15. metrik yang berharga 16 dianggap infinity, tidak dapat dijangkau.

* Tidak mendapatkan update yang semestinya dikirimkan secara periodik. Secara deafult routed meminta update routing setaip 30 detik. Apabila waktu tersebut terlampaui, maka alamat yang tadinya ada, namun tidak terupdate, akan dihapus dari KRT. Seperti pada contoh di atas, apabila router 1 tidak memberikan respon kepada router 2, maka router 2 akan menghapus subnet 10 dari alamt tujuan di KRT. Subnet 10 dianggap tidak dapat dijangkau.



3. Implementasi routed

Untuk menjalankan routed sederhana saja, tinggal ketik :

# routed

Option yang ada pada routed, seperti :

-s

memaksa routed untuk memberikan informasi routing. Routed secara otomatis menjalankan option ini sewaktu ditemukan adanya 2 network interface atau lebih. Dengan demikian, host ini menjadi router dengan di enable nya fungsi forwarding pada kernel.

-q

Dengan option ini, host tidak memberikan informasi routing, melainkan hanya menerima update saja. Host yang demikian bukanlah sebuah router.



4. Kelemahan RIP

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

4.1 Terbatasnya diameter network

Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.

4.2 Konvergensi yang lambat

Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari tabel routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai tabel routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop ( yang melalui router 2 ). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ).Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.



4.3 Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24

RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bisa diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.
Read More..

Selasa, 03 Agustus 2010

my profil

nama asLi saya : WIWIT PURWOKO
nama pan9gilan : BA'ONK
Umur : 17 TH
alamat : Penambongan Rt 02 Rw 06 Read More..

mau......????